Pengertian Komunikasi
Pengertian atau Definisi
Komunikasi - Komunikasi sering kita lakukan dalam sehari-hari, komunikasi ini
merupakan kebutuhan yang paling mendasar manusia. Saat seseorang dengan orang
lain berdekatan maka terjadi komunikasi secara verbal, namun jika mereka berada
dalam jarak yang jauh mereka menggunakan beberapa cara untuk berkomunikasi.
Sebelum mengetahui
pengertian atau definisi komunikasi, anda perlu tahu dan baca artikel
Pengertian Teknologi dan Pengertian Informasi. Berikut ini Pengertian atau
Definisi Komunikasi secara singkat dan jelas.
Pengertian Komunikasi
Komunikasi atau dalam bahasa
inggrisnya Communication, menurut asal katanya berasal dari bahasa latin yaitu
Communicatio. Komunikasi adalah suatu proses ketika seseorang atau kelompok
masyarakat menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungannya. Pada
umumnya, komunikasi terjadi secara lisan atau verbal. Komunikasi dapat terjadi
jika ada persamaan antara penyampaian pesan dengan orang yang menerima pesan.
Pengertian Komunikasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI terbitan Balai
Pustaka, 2002), komunikasi adalah:
1. Pengiriman dan penerimaan
pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami,
hubungan, kontak.
2. Perhubungan.
Pengertian Komunikasi
Menurut Para Ahli
Beberapa ahli mengungkapkan
pendapatnya mengenai pengertian komunikasi.
berikut ini pengertian
komunikasi menurut pendapat para ahli
:
1. Carl I. Hovland
Hovland berpendapat mengenai
pengertian komunikasi, menurutnya “Komunikasi adalah suatu proses yang
memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan pesan (lambang-lambang
verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)”.
2. Theodore M. Newcomb
Menurutnya pengertian
komunikasi adalah “setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi
informasi,terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada
penerima”.
3. Everett M. Rogers
Everett berpendapat bahwa
“Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu
penerima, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka atau penerima”.
4. Onong Uchjana Effendy
Ia mengungkapkan pengertian
dari komunikasi adalah “proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
kepada orang lain”. Pikiran tersebut bisa merupakan informasi, gagasan, opini,
dll yang muncul dari pikirannya sendiri.
5. Hafield Cangara
Hafield menyatakan suatu
definisi baru mengenai pengertian komunikasi, ia menyatakan bahwa “komunikasi
adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi
dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling
pengertian”.
Menurut Sarlito W.Sarwono pada buku "Pengantar Psikologi Umum" Komunikasi ialah Proses pengiriman berita dari seseorang kepada orang lainnya.
Unsur
Unsur Komunikasi
1. Sumber
Sumber adalah dasar yang
digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan
itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya.
2. Komunikator
Dalam komunikasi, setiap
orang atau kelompok dapat menyampaikan pesan-pesan komunikasi itu sebagai suatu
proses dimana komunikator dapat menjadi komunikan, sebaliknya komunikan dapat
menjadi komunikator.
1. Penampilan
Khusus dalam komunikasi
tatap muka atau yang menggunakan media pandang dengan audio visual, seorang
komunikator harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan.
2. Penguasaan Masalah
Seseorang yang tampil atau
ditampilkan sebagai komunikator haruslah betul-betul menguasai masalahnya.
3. Penguasaan Bahasa
Komunikator harus menguasai
bahasa dengan baik, bahasa ini dapat dimengerti oleh komunikan. Komunikator
mutlak menguasai istilah-istilah umum yang digunakan oleh lingkungan tertentu
atau khusus. Penguasaan bahasa akan sangat membantu menjelaskan pesan-pesan
yang ingin kita sampaikan kepada audience itu.
Keefektifan komunikasi tidak
hanya ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi tetapi juga oleh kemampuan diri
si komunikator.
1. Etos Komunikator
Keefektifan komunikasi
ditentukan oleh etos komunikator. Etos adalah nilai diri seorang yang merupakan
panduan dari kognisi, afeksi dan konasi. Kognisi adalah proses memahami yang
bersangkutan dengan pikiran. Afeksi adalah perasaan yang ditimbulkan oleh
perangsang dari luar. Konasi adalah aspek psikologis yang berkaitan dengan
upaya dan perjuangan.
Etos tidak hanya timbul pada
seseorang dengan begitu saja, tetapi ada faktor-faktor tertentu yang
mendukungnya. Faktor-faktor itu adalah :
1. Kesiapan
2. Kesungguhan
3. Kepercayaan
4. Ketulusan
5. Ketenangan
6. Kesederhanaan
7. Keramahan
2. Sikap Komunikator
Sikap ( attitude ) adalah
suatu kesiapan kegiatan, suatu kecenderungan pada diri seorang untuk melakukan
kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial. Dalam hubungan dalam kegiatan
komunikasi yang melibatkan manusia-manusia sebagai sasarannya pada diri
komunikator terdapat lima jenis sikap yaitu :
1. Reseptif
Sikap kesediaan untuk
menerima gagasan dari orang lain.
2. Selektif
Faktor selektif sangat
penting bagi komunikator dalam peranannya sebagai komunikan sebagai persiapan
untuk menjadi komunikator yang baik. Jadi untuk menjadi komunikator yang baik
ia harus menjadi komunikan yang terampil.
3. Dijestif ( Digestive )
Digestive adalah kemampuan
komunikator dalam merencanakan gagasan atau informasi dari orang lain sebagai
bahan bagi pesan yang akan dia sampaikan.
4. Asimilatif
Asimilatif berarti kemampuan
komunikator dalam mengorelasikan gagasan atau informasi yang ia terima dari
orang lain secara sistematis dengan apa yang ada dalam benaknya yang merupakan
hasil pendidikan dan pengalamannya.
5. Transmisif
Transmisif merupakan
kemampuan komunikator dalam mentransmisikan konsep yang telah ia formulasikan
secara kognitif, afektif dan konatif kepada orang lain.
2. Pesan
Pesan adalah keseluruhan
dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti dari pesan
yang sebenarnya menjadi pengarah didalam usaha mencoba mengubah sikap dan
tingkah laku konsumen.
1. Penyampaian Pesan
Melalui Lisan, face to face,
melalui media dsb.
2. Bentuk Pesan
• Informatif
• Persuasif
• Koersif
Pesan yang disampaikan harus
tepat, pesan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
• Umum
Bersihkan hal-hal umum
dipahami oleh audience atau komunikasi, bukan soal-soal yang Cuma berarti atau
dipahami oleh seseorang atau kelompok tertentu.
• Jelas dan Gamblang
Pesan haruslah jelas dan
gamblang, tidak samar-samar.
• Bahasa yang jelas
Hindarilah menggunakan
istilah-istilah yang tidak dipahami oleh audience.
• Positif
Usahakan pesan agar
diutarakan dalam bentuk positif, agar mendapatkan simpati dan menarik.
• Seimbang
Pesan yang disampaikan
usahakan tidak ekstrim dan selalu menentang walaupun baik ataupun buruk
sekalipun agar tidak ditolak atau diterima oleh komunikan.
• Penyesuaian dengan
keinginan komunikasi
Orang yang menjadi komunikan
dari komunikasi yang kita sampaikan selalu mempunyai kepentingan tertentu.
Komunikator dapat menyesuaikan dengan keadaan waktu dan tempat.
4. Channel atau Saluran
Chanel adalah saluran
penyampaian pesan, dapat disebut juga dengan media. Media dapat dikategorikan
dalam dua bagian yaitu media umum dan media massa. Media umum digunakan oleh
segala bentuk komunikasi. Media Massa digunakan untuk komunikasi massa.
5. Komunikasi
Komunikasi dapat digolonhkan
menjadi 3 jenis yaitu personal, kelompok dan massa.
Dari sasarannya dapat di
arahkan kedalam komunikasi personal, kelompok dan komunikasi massa.
a. Komunikasi Personal
Komunikasi yang ditujukan
kepada satu orang saja(tunggal).
b. Komunikasi Kelompok
Komunikasi yang ditujukan
kepada kelompok tertentu.
c. Komunikasi Massa
Komunikasi yang ditujukan
kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa.
Pada dasarnya komunikasi
dicirikan oleh sejumlah atribut tertentu. Atribut-atribut dan efektivitas
tersebut antara lain:
1. Terjadinya komunikasi
tidak dapat dihindari.
Tidak ada seorangpun yang
dapat menghindari diri dari interaksi dalam bermasyarakat. Orang selalu mencari
interaksi sosial. Apabila interaksi terjadi komunikasi tidak dapat dihindari
akan menimbulkan kontak sosial. Semua perilaku memiliki potensi sebagai pesan
yang dapat melekatkan arti bagi persepsi orang lain.
2. Komunikasi merupakan
konsep transaksional
Konsep komunikasi sebagai
proses dari interaksi tak terputus dari sejumlah variabel yang tidak terhitung
banyaknya dengan perubahan terus-menerus dalam nilai-nilai yang diambil dari
variabel-variabel itu.
3. Komunikasi telah terjadi
apabila penerima pesan atau informasi telah terpengaruh
Komunikasi telah terjadi
apabila penerima pesan atau informasi telah terpengaruh olehnya, si penerima
telah mengaitkan arti tertentu pada perilaku. Penerima tidak hanya bereaksi
terhadap perilaku dalam wilayah
Persepsinya, ia juga
menggunakan pribadinya secara menyeluruh dalam proses interprestasi.
4. Komunikasi tidak dapat
berdiri sendiri diluar konteks
Komunikasi tidak dapat
berdiri sendiri di luar konteks. Apabila dikaitkan dengan persuasi, kita dapat
menyatakan bahwa faktor-faktor konteks dan bukan pesan seringkali menjadi
determinan bagi adanya tanggapan.Konteks tidak hanya mungkin mengubah proses
komunikasi tapi juga bercerita mengenai banyak hal tentang perilaku yang
diamati.
6. Efek
Efek merupakan hasil akhir
dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidaknya
dengan yang kita inginkan. Apabila sikap dan tingkah laku sesuai maka
komunikasi itu berhasil. Efek ini dapat dilihat dari personal opinion, publik
opinion dan majority opinion.
1. Personal Opinion
Pendapat pribadi, hal ini
merupakan akibat atau hasil yang diperoleh dari komunikasi. Ini merupakan
pendapat seseorang terhadap suatu masalah tertentu.
2. Public Opinion
Pendapat umum, merupakan
penilaian sosial mengenai sesuatu yang penting dan berarti atas dasar
pertukaran pikiran yang dilakukan secara individu secara sadar.
3. Majority Opinion
Merupakan pendapat sebagian
besar dari masyarakat umum.
7. Faktor yang Diperhatikan
dalam Proses Komunikasi
Komunikasi yang efektif
harus dilaksanakan dengan empat tahap yaitu pengumpulan fakta, perencanaan,
komunikasi dan evaluasi.
• Pengumpulan Fakta
Mengumpulkan data dan fakta
sebelum seseorang melakukan kegiatan komunikasi.
• Perencanaan
Berdasarkan fakta dan data
itu dibuatkan rencana tentang apa yang akan dibicarakan dan bagaimana
mengemukakannya.
• Komunikasi
Setelah perencanaan disusun
maka tahap selanjutnya adalah berkomunikasi.
• Evaluasi
Penilaian dan analisa
diperlukan untuk melihat bagaimana hasil dari komunikasi tersebut.
Bagaimana
Menyalurkan Ide Melalui Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi
sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan
dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan
seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk
membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah
membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.
Dalam menyalurkan solusi dan
ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima
berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya
saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan
diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai
tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
Tahap-tahap menyalurkan ide
melalui komunikasi :
• Pengirim pesan (sender)
dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang
yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat
dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya.
Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim
pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila
diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa :
a. Informasi
b. Ajakan
c. Rencana kerja
d. Pertanyaan dan sebagainya
• Penyaluran
Pada tahap ini pengirim
pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang
lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata,
gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan
penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku
atau menunjukkan arah tertentu.
• Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang
yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat
tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim
• Pengertian
Setelah pesan diterima
melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus
dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti
/dipahaminya.
• Tindakan
Setelah pesan dimengerti
oleh si penerima, maka si penerima dapat melakukan sesuatu sesuai dengan pesan
yang disampaikan, misalnya melaksanakan perintah.
• Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau
tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun
nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya
terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan
untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan
tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan
penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya
merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan
sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak Balikan yang
diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap
perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku
penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat
untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan
membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan,
juga balikan dapat memperjelas persepsi
Hambatan
- Hambatan Komunikasi
Melakukan komunikasi yang
efektif tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakan bahwa tidak ada proses
komunikasi yang sebenar-benarnya efektif, karena selalu terdapat hambatan.
Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai dua sifat berikut ini :
a). Hambatan yang bersifat
objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat
oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan.
Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang
tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau
tidak “in tune” dari frame of reference dan field of reference antara
komunikator dengan komunikan.
b). Hambatan yang bersifat
subjektif, yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya
penentangan, misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati,
apatisme, dan mencemoohkan komunikasi.
Sedangkan kalau
diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi :
1. Gangguan (Noises),
terdiri dari :
Gangguan mekanik
(mechanical/channel noise), yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau
kegaduhan yang bersifat fisik.
Gangguan semantik (semantic
noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi
rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu istilah atau
konsep terdapat perbedaan antara komunikator dengan komunikan.
Gangguan personal (personnel
noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau komunikator yang
sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi psikologis,
misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya.
2. Kepentingan (Interest)
Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu
pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya dengan
kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga
menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan
merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau
bertentangan dengan suatu kepentingan.
3. Motivasi Motif atau daya
dorong dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang
sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Pada umumnya motif
seseorang berbeda-beda jenis maupun intensitas dengan yang lainnya, termasuk
intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi. Semakin komunikasi
sesuai motivasinya semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima
dengan baik oleh pihak komunikan.
4. Prasangka (Prejudice)
Sikap seseorang terhadap sesuatu secara umum selalu terdapat dua alternatif
like and dislike, atau pun simpati dan tidak simpati. Dalam sikap negatif
(dislike juga tidak simpati) termasuk prasangka yang akan melahirkan curiga dan
menentang komunikasi. Dalam prasangka emosi memaksa seseorang untuk menarik
kesimpulan atas dasar stereotif (tanpa menggunakan pikiran rasional). Emosi
sering membutakan pikiran dan pandangan terhadap fakta yang nyata, tidak akan
berpikir secara objektif dan segala yang dilihat selalu akan dinilai negatif.
5. Evasi Komunikasi Evasion
of communication adalah gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi
untuk kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi. Menurut E.
Cooper dan M. Johada yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi dalam buku “Ilmu,
Teori Dan Filsafat Komunikasi” menyatakan beberapa jenis evasi :
Menyesatkan pengertian
(understanding derailed), contoh : Apabila seorang mahasiswa menyerukan pada
teman-temannya untuk meningkatkan prestasi belajar dengan jalan rajin masuk
kuliah, rajin membaca, dan menghormati dosen. Maka komunikasinya oleh mahasiswa
lain mungkin akan diangggap sebagai usaha mencari muka.
Mencacadkan pesan komunikasi
(message made invalid), contoh : Apabila seorang siswa A tidak disenangi oleh
siswa B, C, D, dan E. Ketika B melihat A sedang dinasehati guru BP, maka B
mengatakan pada C bahwa A sedang dimarahi Guru BP. C mungkin mengatakan pada D
bahwa A sedang dimaki-maki Guru BP. Dan D mengatakan pada E bahwa A diskor oleh
Guru BP.
Mengubah kerangka referensi
(changing frame of reference), menunjukkan seseorang yang menggapi komunikasi
dengan diukur oleh kerangka referensi sendiri, menurut seleranya sendiri tanpa
memperhatikan kerangka referensi orang yang akan diberikan pesan tersebut.
Klasifikasi
Komunikasi Dalam Organisasi
1. Dari segi sifatnya :
a.Komunikasi lisan
komunikasi lisan secara
langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling
bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi
mereka.lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/
berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato.
komunikasi lisan yang tidak
langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara alat seperti
telepon, handphone, VoIP, dan lain sebagainya karena adanya jarak dengan si
pembicara dengan lawan bicara.
b.Komunikasi tulisan
komunikasi tulisan adalah
komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan
secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat
dimengerti oleh penerima.Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms,
surat elektronik, dan lain sebagainya.
komunikasi tulisan juga
dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum
dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah,
buku-buku dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun
tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya.
c.KOMUNIKAS VERBAL
Komunikasi verbal adalah
komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa
merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan yang ada
untuk setiap bahasa yaitu fonologi,
sintaksis, semantik dan pragmatis.
d.KOMUNIKASI NONVERBAL
Komunikasi nonverbal adalah
proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh
komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi
wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan
sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan,
kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.Para ahli di bidang komunikasi
nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata"
dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan.
Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi
nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara
tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda
dengan komunikasi bawah sadar, yang
dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.
2. Dari segi arahnya :
a.Komunikasi ke bawah.
Mengalir dari orang pada
hierarki yang lebih tinggi ke jenjangyang lebih rendah. Misalnya dalam
bentuk instruksi, memoresmi, prosedur,
pedoman kerja, pengumuman, dan sebagainya.
b.Komunikasi ke atas
Porsi ini sebenarnya
dituntut untuk seimbang dengan komunikasike baawah. Berbeda dengan komunikasi
ke bawah, komunikasike atas mengalir
dari orang pada hierarki yan lebih rendah kejenjang yang lebih tinggi. Misalnya, dalam bentuk kotak sara,pertemuan
kelompok, pengaduan, dan sebagainya.
c.Komunikasi horizontal
Merupakan pertimbangan utama
dalam desain organisasi,namun organisasi yang efektif memerlukan juga komunikasihorizontal yang sangat perlu bagi
koordinasi dan integrasi dariberaneka ragam fungsi keorganisasian. Misalnya, komunikasiantar produksi dan
pemsaran dalam organisasi bisnis, dsb.
d.Komunikasi diagonal
Merupakan jalur komunikasi
yang paling jarang digunakan,komunikasi diagonal penting dalam situasi ketika
para anggiotatidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui jalur ini.
3. Menurut Lawannya :
a.Komunikasi Satu Lawan Satu
: berbicara dengan lawan bicaras yang sama
banyaknya.
Contoh:berbicara melalui
telepon
b.Komunikasi Satu Lawan
Banyak (kelompok) : berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok.
Contoh: introgasi maling
dengan kelompok hansip.
c.Kelompok Lawan Kelompok :
berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain.
Contoh: debat partai
politik.
Referensi:
- http://alamtekno.blogspot.com/2013/05/pengertian-atau-definisi-komunikasi.html
- http://yaeldaa.blogspot.com/2013/05/tugas-unsur-unsur-komunikasi.html
- http://noviyantidwi.blogspot.com/2012/04/bagaimana-menyalurkan-ide-melalui.html
- http://bec00n.blogspot.com/2012/11/hambatan-hambatan-dalam-komunikasi.html
- http://evi-hidayati.blogspot.com/2012/11/klasifikasi-komunikasi-dalam-organisasi.html
- Buku Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc./Psikologi Komunikasi.
- Buku Sarlito W. Sarwono/Pengantar Psikologi Umum.
- Drs Tommy Suprapto,M.S/Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi.
- Dr. Yosial Iriantara & Usep Syaripudin, M.Ed/Komunikasi Pendidikan.
- Morissan,M.A/Teori Komunikasi Organisasi.